Tiba-Tiba Malas Ibadah? Jangan Anggap Biasa, Mungkin Ini Cara Allah Memanggilmu Kembali
Pernah nggak sih, tiba-tiba merasa berat sekali untuk sholat? Al-Qur'an yang biasanya terasa menenangkan, kini terasa hanya sekadar dibaca. Hati mulai bertanya-tanya, "Kenapa aku jadi malas beribadah ya?"
Tenang... kamu nggak sendirian. Rasa malas dalam beribadah adalah ujian yang hampir semua orang beriman pernah rasakan. Tapi justru dari rasa inilah, terkadang Allah ingin mengajak kita untuk lebih dekat, lebih jujur, dan lebih lembut pada diri sendiri.
"Ketika kamu merasa jauh dari Allah, pertanyaannya bukan siapa yang menjauh. Tapi siapa yang melangkah pergi."
— Imam Syafi'i
1. Sadari Bahwa Ini Bukan Akhir, Tapi Tanda Peringatan
Rasa malas bukan berarti kamu buruk atau Allah membencimu. Justru sebaliknya, itu bisa jadi alarm lembut dari Allah bahwa ada yang perlu diperbaiki. Ibarat mesin yang mulai berat, ini saatnya diservis—bukan dibuang.
Allah tidak menilai kita dari seberapa banyak ibadah yang kita lakukan saat semangat, tapi dari seberapa besar kita berjuang tetap mendekat saat hati sedang lemah.
"Dan Allah mengetahui orang-orang yang bersungguh-sungguh di antara kamu dan mengetahui orang-orang yang sabar."
(QS. Ali 'Imran: 142)
📌 Jadi, ketika rasa malas datang, jangan buru-buru menyalahkan diri. Bisa jadi itu cara Allah menunjukkan bahwa hati kita sedang butuh pengingat dan pemulihan.
2. Jangan Tunggu Semangat, Mulailah dari Hal Kecil
Kadang kita berpikir: "Nanti aja kalau udah semangat, baru ibadahnya maksimal." Padahal, justru kuncinya ada di memulai dulu, walau sedikit. Sholat tetap dijalankan meski hati belum sepenuhnya fokus. Baca Al-Qur'an satu ayat saja, tapi istiqamah.
Allah Maha Tahu perjuangan kita. Satu langkah kecil menuju-Nya, akan dibalas dengan berlipat-lipat langkah-Nya ke arah kita. Bahkan, saat hati lesu pun, keinginan untuk kembali sudah sangat dicintai-Nya.
"Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang dilakukan terus-menerus, meskipun sedikit."
(HR. Bukhari no. 6465)
📌 Langkah kecil yang konsisten jauh lebih bernilai di sisi Allah daripada niat besar yang tak kunjung dijalankan. Maka mulai sekarang, cukup satu ayat, satu sujud, satu doa.
3. Evaluasi Bukan Hanya Ibadahnya, Tapi Juga Hatinya
Bisa jadi rasa malas beribadah muncul karena hati sedang terlalu penuh. Terlalu sibuk, terlalu banyak pikiran, terlalu lelah mengejar dunia.
Ambil waktu untuk menyendiri. Tanyakan pada hati: "Apa yang sebenarnya aku cari?" Kadang kita tidak benar-benar butuh liburan, tapi kita butuh kembali merasakan makna dari sujud, dzikir, dan hening dalam doa.
"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang."
(QS. Ar-Ra'd: 28)
📌 Jangan biarkan hati terus penuh dengan hal duniawi. Ibadah bisa kembali terasa nikmat jika kita mulai menata ulang isi hati kita.
4. Cari Lingkungan yang Menguatkan, Bukan Melemahkan
Iman itu seperti tanaman—harus disiram dan dijaga. Lingkungan yang shalih, teman yang suka saling mengingatkan, konten-konten islami yang lembut tapi menegur—semua itu bisa jadi pupuk untuk hati yang mulai kering.
Mulai dari hal kecil: follow akun-akun islami yang menenangkan, hadir ke kajian online, atau cukup buka mushaf dan baca tafsir dengan perlahan. Hati itu bisa dipanggil kembali—asal diberi sentuhan yang tepat.
"Teman yang baik adalah yang mengingatkanmu kepada Allah, bahkan saat kamu lupa mengingat-Nya."
📌 Kita tidak bisa berjalan sendiri. Teman yang baik, lingkungan yang mendukung, dan konten yang menyegarkan ruhani bisa jadi jalan pulang bagi iman yang lelah.
5. Minta Pada Allah dengan Tulus: “Ya Allah, Pulihkan Aku”
Kadang kita lupa… bahwa yang bisa membalikkan hati hanya Allah. Maka, ketika rasa malas datang, jangan cuma lawan dengan logika—ajak juga Allah bicara.
Katakan dalam doa, “Ya Allah, hatiku sedang berat. Ibadah terasa jauh. Tapi aku tahu hanya Engkau yang bisa menumbuhkan kembali cinta dalam hati ini. Tolong aku, Ya Rabb…”
“Ya Muqallibal Qulub, tsabbit qalbi ‘ala dinik”
(HR. Tirmidzi)
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
"Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya."
(QS. Qaf: 16)
📌 Doa adalah jembatan langsung menuju pertolongan Allah. Jangan ragu untuk curhat kepada-Nya. Allah Maha Mendengar dan selalu siap memulihkan hati yang ingin kembali.
Penutup: Jangan Malu Mengakui, Tapi Jangan Menyerah Menghadapi
Rasa malas beribadah bukan akhir dari segalanya. Itu bukan tanda bahwa kita gagal, tapi bisa jadi itu momen ketika Allah sedang mengetuk hati kita… dengan sangat halus.
Bukan untuk dijauhi, tapi untuk ditanggapi.
Bukan untuk disalahkan, tapi untuk direnungi.
Bukan untuk berhenti, tapi justru untuk memulai kembali—dengan lebih dalam, lebih jujur, dan lebih mencintai.
“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali orang-orang yang kafir.”
(QS. Yusuf: 87)
"Setiap hamba memiliki masa semangat dan masa futur (turunnya iman). Maka siapa yang masa turunnya masih dalam kebenaran, dialah yang selamat."
(HR. Ahmad)
📌 Iman itu naik turun. Tapi selamatlah bagi mereka yang terus memilih kembali, meski harus dengan langkah kecil yang berat. Karena Allah tak pernah menutup pintu-Nya, bahkan saat kita nyaris melupakan-Nya.
0 Komentar