Menjadi ibu seringkali terasa seperti maraton tanpa garis finish. Ada saja pekerjaan yang menunggu, mulai dari urusan rumah, anak, hingga pekerjaan pribadi. Tidak jarang, ibu merasa kewalahan dan kehabisan energi. Padahal, sering kali yang kita butuhkan bukan perubahan besar, melainkan kebiasaan kecil yang konsisten untuk membuat hari terasa lebih ringan.
Ibu, kamu tidak sendirian. Hampir semua ibu pernah merasa lelah, kewalahan, bahkan menangis diam-diam di malam hari. Namun percayalah, justru dalam momen itulah tubuh dan hati kita butuh dirangkul, bukan dipaksa. Kebiasaan kecil bisa menjadi penopang besar, ibarat pijakan lembut yang membuat langkah terasa lebih kuat. Tulisan ini bukan untuk menambah daftar pekerjaanmu, tapi untuk mengingatkan bahwa ada cara sederhana yang bisa membuat hari-hari terasa lebih ramah.
1. Bangun Pagi, Bersyukur, Lalu Menulis 5 Menit
Bangun pagi memberi banyak manfaat bagi tubuh dan jiwa. Menurut penelitian dalam Journal of Psychiatric Research (2019), rutinitas bangun pagi berkaitan dengan keseimbangan hormon, suasana hati yang lebih stabil, serta kualitas tidur yang lebih baik. Bangun pagi memberi ruang hening sebelum riuh aktivitas keluarga dimulai. Di saat itulah ibu bisa memberi ruang pada diri sendiri.
Awali hari dengan doa singkat dan rasa syukur: syukur karena masih diberi nafas, syukur karena ada keluarga yang menanti, syukur karena masih ada kesempatan memperbaiki diri. Setelah itu, ambil buku kecil atau secarik kertas, lalu tulis apa yang terlintas: tiga hal yang disyukuri, satu hal yang ingin dicapai hari ini, atau doa sederhana. Journaling singkat ini ibarat jendela kecil untuk menata ulang hati yang sempat berantakan. Banyak ibu yang merasa journaling membantu mereka melihat sisi baik dari hari yang penuh kesibukan, walau hanya lima menit.
2. Stretching atau Peregangan Ringan
Tubuh ibu bekerja lebih dari yang kita sadari: menggendong anak, naik turun tangga, mengangkat belanjaan, bahkan sekadar berdiri lama di dapur. Tidak heran jika tubuh terasa kaku dan pegal. Meluangkan waktu lima menit untuk peregangan bisa menjadi bentuk penghargaan pada tubuh. Gerakan sederhana seperti menunduk, merentangkan tangan, atau memutar bahu sudah cukup membantu melancarkan peredaran darah.
Menurut Harvard Health Publishing (2020), peregangan rutin membantu mengurangi ketegangan otot, memperbaiki postur tubuh, dan meningkatkan energi. Bukan hanya fisik yang terasa ringan, tapi juga hati. Dengan tubuh yang lebih rileks, ibu lebih mudah tersenyum dan menghadapi hari. Ingatlah, tubuh ini adalah rumah pertama bagi jiwa kita. Merawatnya adalah bagian dari cinta pada diri sendiri.
3. Atur Napas Saat Merasa Penuh
Ada saat-saat di mana semua terasa menumpuk: cucian belum selesai, anak rewel, pekerjaan rumah menanti, sementara tenaga sudah terkuras. Di momen seperti itu, sering kali kita ingin marah atau menangis. Sebelum emosi meledak, coba berhenti sejenak. Tarik napas dalam, hembuskan perlahan. Ulangi tiga kali. Nafas adalah doa tanpa suara, setiap tarikan adalah harapan baru, setiap hembusan adalah pelepasan beban.
Praktik pernapasan dalam (deep breathing) terbukti membantu menurunkan ketegangan saraf simpatis yang memicu stres (National Center for Complementary and Integrative Health, 2021). Saat ibu mengatur napas, sebenarnya tubuh sedang memberi sinyal pada otak: "Semua baik-baik saja, aku aman." Di tengah keributan rumah, napas dalam bisa menjadi jangkar kecil yang menenangkan hati.
4. Sediakan Waktu “Me Time” Singkat
Me time sering disalahartikan sebagai kemewahan, padahal ia adalah kebutuhan. Tidak perlu berjam-jam atau pergi ke spa mahal. Me time bisa sesederhana minum teh hangat tanpa gangguan, mendengarkan satu lagu favorit, atau membaca dua halaman buku sebelum tidur. Me time adalah pengingat bahwa ibu juga manusia, bukan mesin yang terus berjalan.
Psikolog keluarga Dr. Sheryl Ziegler dalam bukunya Mommy Burnout (2018) menekankan bahwa waktu pribadi, meski singkat, mampu mencegah ibu mengalami kelelahan emosional yang berkepanjangan. Dengan mengisi ulang energi, ibu akan lebih hadir secara utuh bagi keluarga. Jadi, jangan merasa bersalah saat memberi ruang untuk diri sendiri. Itu bukan egois, tapi bentuk cinta agar hati tetap utuh untuk mencintai orang lain.
5. Buat Daftar Prioritas Harian
Sebagai ibu, rasanya daftar pekerjaan tidak ada habisnya. Namun, tidak semua harus selesai dalam satu hari. Belajar memilah prioritas adalah kunci agar hati tidak merasa bersalah terus-menerus. Daripada berusaha multitasking, pilih tiga hal terpenting yang ingin diselesaikan hari itu. Jika tiga hal itu tercapai, anggaplah hari sudah cukup baik.
Menurut American Psychological Association (APA), multitasking justru menurunkan produktivitas hingga 40% karena otak dipaksa berpindah fokus terlalu sering. Dengan daftar prioritas, ibu bisa bekerja lebih tenang dan terarah. Belajar berkata "cukup untuk hari ini" adalah bentuk keberanian menerima keterbatasan. Karena sejatinya, ibu tidak harus melakukan semuanya sekaligus.
“Langkah kecil yang konsisten sering kali lebih bermakna daripada perubahan besar yang sulit dijalani.”
Bunda, kamu tidak harus sempurna. Bahkan tidak ada ibu yang benar-benar sempurna — dan itu baik-baik saja. Yang terpenting, kamu hadir dengan hati yang tulus untuk keluarga. Dengan kebiasaan kecil yang sederhana, hari-hari bisa terasa lebih ringan, dan hati pun lebih tenang.
Saat tubuhmu lelah dan pikiranmu penuh, itu bukan tanda kelemahan. Itu tanda bahwa kamu sedang berjuang, mencintai dengan cara yang mungkin tak semua orang lihat. Maka beri dirimu pelukan, beri ruang untuk bernapas, dan yakinkan diri bahwa kamu sudah melakukan yang terbaik.
Dan ketika hari terasa begitu berat, ingatlah: setiap langkah kecil yang kau lakukan hari ini akan menjadi kenangan hangat bagi anak-anakmu kelak. Mereka mungkin tidak akan ingat seberapa rapi rumah, tapi mereka akan selalu ingat senyummu, pelukanmu, dan cintamu yang tulus. Karena pada akhirnya, ibu yang bahagia adalah hadiah terbesar bagi keluarga. 💛
0 Komentar