Ad Code

Responsive Advertisement

Buat Apa Wanita Sekolah Tinggi-Tinggi Kalau Ujung-Ujungnya 'Cuma' di Rumah?

Pertanyaan ini seringkali terdengar di sela-sela obrolan, entah dengan nada bercanda atau nada meremehkan. Padahal, kalimat ini bisa sangat menusuk hati banyak perempuan, terutama para ibu yang memutuskan untuk mendampingi anak-anak dan mengurus rumah tangga sepenuhnya. Lalu, benarkah pendidikan tinggi itu sia-sia bila akhirnya hanya "di rumah saja"?

Momen ibu dan anak belajar bersama sebagai simbol pentingnya pendidikan

Pendidikan Itu Hak Setiap Manusia

Belajar adalah hak. Perempuan atau laki-laki, semua berhak mendapat ilmu setinggi-tingginya. Pendidikan bukan hanya tentang pekerjaan atau gelar di belakang nama, tapi tentang membentuk cara berpikir, kemampuan mengambil keputusan, serta kepercayaan diri untuk menghadapi hidup. Saat seorang wanita berpendidikan tinggi, ia bisa menjadi versi terbaik dirinya: untuk dirinya, pasangannya, anak-anaknya, dan masyarakat.

Seperti yang dikatakan oleh R.A. Kartini dalam suratnya: “Habis gelap terbitlah terang.” Pendidikan menjadi cahaya, bukan hanya bagi perempuan itu sendiri, tapi juga bagi generasi yang ia besarkan.

Di Rumah Bukan Berarti Berhenti Berkembang

Menjadi ibu rumah tangga bukan berarti berhenti tumbuh. Justru di sinilah banyak ilmu yang bisa diterapkan: cara berkomunikasi yang sehat dalam keluarga, pola asuh anak yang ramah emosi, hingga kemampuan mengatur keuangan dan waktu. Semua itu butuh wawasan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin luas juga perspektif dan kemampuannya dalam menjalani peran sebagai ibu.

Penelitian dari UNICEF (2021) juga menunjukkan bahwa ibu dengan pendidikan lebih tinggi cenderung lebih sadar akan pentingnya gizi, kesehatan, dan pendidikan anaknya. Artinya, ilmu yang dimiliki ibu memberikan dampak langsung pada kualitas tumbuh kembang anak.

Ibu rumah tangga tetap belajar di rumah sebagai contoh bagi anak

Anak Belajar Langsung dari Ibunya

Anak-anak meniru, bukan hanya mendengar. Ketika seorang ibu memiliki wawasan yang luas, anak-anak akan tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan diskusi, rasa ingin tahu, dan cinta belajar. Ibu yang terus belajar adalah contoh nyata bahwa menuntut ilmu adalah bagian dari perjalanan hidup, bukan sekadar tahap usia.

Dunia Berubah, Peran Perempuan Pun Fleksibel

Hari ini mungkin kita lebih banyak di rumah. Tapi siapa tahu lima tahun lagi? Banyak ibu yang akhirnya membangun usaha, menulis buku, menjadi konsultan parenting, atau bahkan kembali bekerja setelah anak-anak cukup mandiri. Pendidikan tinggi menjadi bekal yang tak akan kadaluarsa.

Untuk Membela Diri, Keluarga, dan Nilai yang Dipegang

Perempuan berpendidikan mampu melindungi haknya. Ia tahu ke mana harus mencari pertolongan jika terjadi ketimpangan. Ia bisa menjadi penengah yang adil, tempat bertanya yang bisa diandalkan, dan suara yang lantang dalam kebenaran. Pendidikan adalah pelindung yang halus namun kokoh.


“Mendidik seorang laki-laki berarti mendidik satu orang manusia. Mendidik seorang perempuan berarti mendidik seluruh generasi.”
— Pepatah Afrika


Ibu mendampingi anak belajar di rumah dengan penuh kesabaran dan cinta

Jadi, untukmu yang sedang merasa kecil karena memilih mendampingi anak-anak di rumah, ingatlah: ilmu yang kamu dapatkan tidak pernah sia-sia. Ia mungkin tak selalu tampak, tapi ia tumbuh diam-diam dalam cara kamu bersikap, membesarkan anak, dan memaknai hidup.

Dan untuk siapa pun yang masih bertanya, “buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau cuma di rumah?” -jawabannya sederhana:

Karena menjadi ibu adalah peran besar. Dan peran besar layak dipersiapkan dengan ilmu terbaik. ♥︎

Posting Komentar

0 Komentar

Artikel 1
Artikel 2
Artikel 3
Artikel 4
Loading zikir...
Astaghfirullah wa atubu ilaih 🌸
Loading quote...

Ad Code

Responsive Advertisement