“Akhirnya dia tidur juga…”
Kalimat sederhana itu sering jadi pengingat sunyi bagi banyak ibu. Setelah hari yang panjang, penuh rutinitas dan peran yang tak ada habisnya, malam hari menjadi waktu yang ditunggu-tunggu. Bukan untuk tidur, tapi untuk... bernapas sebagai diri sendiri.
Sayangnya, waktu yang mestinya digunakan untuk istirahat justru jadi ladang "me time" yang sering kelewat batas. Entah itu scrolling media sosial, nonton drama, atau sekadar duduk diam sambil menikmati sepi. Rasanya seperti hadiah kecil setelah perjuangan panjang.
Padahal esok hari tak kalah sibuk. Jam alarm tetap berbunyi, anak-anak tetap butuh perhatian, dan tugas rumah tangga tak pernah benar-benar selesai. Tubuh butuh istirahat, tapi hati juga butuh dimengerti. Lalu, bagaimana menyeimbangkannya?
Kenapa Banyak Ibu Mengalami Insomnia?
Insomnia bukan cuma soal sulit tidur. Kadang, ia muncul dari rasa lelah yang tertimbun, pikiran yang tak mau diam, atau hasrat untuk punya waktu pribadi meski hanya sebentar. Fenomena ini bahkan punya istilah tersendiri: revenge bedtime procrastination, yaitu menunda waktu tidur sebagai bentuk "balas dendam" atas hari yang penuh kesibukan (Kroese et al., 2014).
Beberapa penyebab umum insomnia di kalangan ibu antara lain:
- Overthinking dan stres: Otak masih aktif memikirkan pekerjaan rumah, kebutuhan anak, atau bahkan perasaan bersalah yang tak jelas asalnya.
- Paparan layar gadget: Cahaya biru dari layar ponsel atau TV bisa menekan produksi melatonin, hormon alami yang membantu kita tidur nyenyak (Harvard Health Publishing).
- Kurangnya ruang pribadi di siang hari: Karena waktu siang terlalu padat, malam menjadi satu-satunya celah untuk menikmati kesendirian.
Me Time Itu Perlu, Tapi Tidur Juga Hak Tubuh
Kita semua butuh waktu untuk merasa jadi diri sendiri, bukan hanya sebagai "ibu". Tapi kita juga perlu ingat bahwa tubuh punya batas. Kurang tidur tak hanya membuat badan lemas, tapi juga bisa menurunkan imun, memperburuk suasana hati, dan membuat kita lebih mudah tersinggung — sesuatu yang tentu tidak kita inginkan saat harus mendampingi anak sepanjang hari.
Memilih tidur cukup bukan berarti kita egois atau meninggalkan me time, tapi justru bagian dari merawat diri agar tetap bisa hadir sepenuh hati esok hari.
Tips Menikmati Me Time Tanpa Mengorbankan Tidur
Kabar baiknya, kamu tetap bisa menikmati waktu untuk diri sendiri tanpa harus begadang. Beberapa cara sederhana ini bisa dicoba:
Tentukan batas waktu me time
Misalnya, beri waktu 30–45 menit setelah anak tidur untuk bersantai. Atur alarm sebagai pengingat lembut agar tubuh tetap mendapat istirahat cukup.Ganti layar dengan aktivitas menenangkan
Coba journaling, membaca buku fisik, melakukan perawatan wajah, atau stretching ringan. Aktivitas ini bantu tubuh bersiap masuk mode tidur.Sisipkan jeda di siang hari
Tak harus lama. Duduk sebentar sambil menikmati minuman hangat tanpa gangguan bisa jadi bentuk kecil dari me time di tengah hari.Libatkan pasangan atau support system
Ceritakan kebutuhanmu untuk punya waktu sendiri. Bergantian jaga anak atau pekerjaan rumah bisa memberi ruang napas yang kamu butuhkan.Bersikap lembut pada diri sendiri
Kadang kita sulit tidur karena merasa belum cukup sebagai ibu. Padahal, setiap usaha yang kita lakukan — sekecil apa pun — itu berarti.
Kamu Boleh Lelah, Tapi Jangan Lupa Istirahat
Ibu hebat bukan berarti ibu yang tak pernah capek. Justru ibu yang tahu kapan harus berhenti, kapan butuh istirahat, dan bagaimana menyayangi dirinya sendiri — itulah kekuatan sejati.
Tidur cukup adalah bentuk cinta. Untuk tubuh, pikiran, dan hati. Agar besok kita bisa kembali memberi cinta dengan utuh, tanpa harus mengorbankan diri sendiri.
Malam ini, yuk kita izinkan tubuh untuk beristirahat. Me time tetap boleh, asal cukup. Karena kamu bukan hanya ibu yang luar biasa, tapi juga manusia yang layak untuk tidur dengan damai dan bangun dengan bahagia. 🌙
0 Komentar