Ketika Pikiran Terlalu Bising: Sebuah Pelukan untuk yang Mudah Overthinking
Pernah gak sih kamu merasa... tubuhmu duduk diam, tapi di dalam kepalamu sedang terjadi keramaian luar biasa?
Kamu mencoba tidur, tapi pertanyaan-pertanyaan yang gak ada ujungnya justru bermunculan. “Kenapa dia tadi kayak gitu ya?” “Apa aku salah ngomong?” “Kalau nanti gagal gimana?” — dan semuanya saling berebut ruang di kepalamu yang kecil itu.
Overthinking itu melelahkan.
Dia membuatmu hidup di antara kemungkinan, bukan kenyataan.
Dia membuatmu takut akan hal-hal yang bahkan belum terjadi.
Dan dia mencuri kebahagiaan kecil yang seharusnya bisa kamu nikmati hari ini.
Tapi kamu tahu, gak apa-apa kok.
Gak semua orang mengerti rasanya, tapi aku paham.
Kadang, kamu cuma butuh diyakinkan bahwa kamu gak sendiri.
Bahwa pikiranmu gak jahat, hanya sedang terlalu aktif.
Dan kamu gak harus menjawab semuanya malam ini.
Ambil napas yang dalam.
Tarik...
Lepaskan...
Kamu berhak untuk beristirahat, tanpa harus merasa bersalah.
Kamu berhak memilih tenang, bahkan ketika dunia memintamu untuk terus berlari.
Pelan-pelan ya...
Dunia gak ke mana-mana. Tapi dirimu, yang sekarang butuh dipeluk — jangan sampai hilang.
Ketika Pikiran Terlalu Ramai: Saatnya Menepi Sebentar
Kadang bukan dunia yang terlalu bising, tapi hati dan pikiran kita yang sedang terlalu ramai.
Overthinking bisa datang diam-diam, seperti hujan gerimis yang awalnya tak kita sadari. Tiba-tiba, segalanya terasa berat. Kita jadi terlalu sering menyalahkan diri, terlalu takut membuat keputusan, terlalu cemas pada hal-hal yang belum tentu terjadi.
Tapi tahu nggak? Tidak semua hal harus kita pahami sekarang juga. Tidak semua tanya harus langsung dijawab.
Pelan-pelan aja. Kita sedang belajar.
---
Lalu, Apa yang Bisa Kita Lakukan Saat Overthinking Melanda?
1. Tarik Napas, Pelan dan Dalam.
Seringkali kita lupa bernapas dengan sadar. Tarik napas dalam, tahan sejenak, lalu hembuskan. Ulangi beberapa kali. Ini sederhana, tapi bisa bantu menenangkan gelombang pikiran yang sedang mengacau.
2. Tuangkan ke Kertas.
Kadang yang bikin sesak itu bukan masalahnya, tapi karena kita menyimpannya sendiri. Tulis semuanya. Tak perlu rapi. Tulis saja. Ini bisa jadi bentuk self-healing yang lembut namun bermakna.
3. Pahami: Kamu Tidak Harus Tahu Semuanya Sekarang.
Banyak dari kita ingin kendali atas segalanya. Tapi kenyataannya, ada hal-hal yang memang harus kita jalani dulu baru paham nanti. Dan itu tidak apa-apa.
4. Alihkan dengan Aktivitas yang Kamu Suka.
Melukis, mewarnai, mendengarkan murottal, atau sekadar minum teh hangat sambil duduk diam. Temukan pelarian kecil yang membuatmu kembali "ada".
5. Doa. Selalu Ada Ruang untuk Meminta.
Karena sekuat apapun kita mencoba memegang kendali, hanya Allah yang Maha Tahu dan Maha Kuasa atas segalanya. Bicaralah kepada-Nya. Bahkan saat kamu bingung mau bilang apa, cukup bilang, "Ya Allah, aku lelah… tuntun aku."
---
Dan Ketika Dunia Terasa Terlalu Berisik, Jangan Lupa Menepi.
Kamu nggak sendirian.
Kamu nggak lemah hanya karena merasa lelah.
Kamu manusia yang sedang tumbuh, dan itu sudah cukup berharga.
Kalau kamu juga sedang berada di masa sulit, mungkin cerita ini bisa menguatkanmu: Lelah Tapi Tetap Harus Jalan
__
Tag:
#Overthinking #SelfReminder #PelukanHangat #KesehatanMental #RefleksiDiri #LenteraAna #TulisanHangat #MentalWellness #QuotesKehidupan
0 Komentar