Lebaran adalah momen penuh kebahagiaan, di mana keluarga dan sahabat berkumpul untuk saling memaafkan dan merayakan hari kemenangan setelah sebulan berpuasa. Namun, di tengah euforia perayaan, tanpa disadari ada beberapa kebiasaan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Yuk, simak beberapa hal yang sering dilakukan saat Lebaran, tetapi sebenarnya dilarang oleh Allah!
1. Berjabat Tangan dengan yang Bukan Mahram
Salah satu tradisi Lebaran adalah bersalaman sebagai tanda saling memaafkan. Namun, dalam Islam, berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan mahram itu tidak diperbolehkan. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum dari besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (HR. Thabrani)
Sebagai alternatif, kita bisa tetap menyampaikan permohonan maaf dengan kata-kata yang baik atau salam dari kejauhan.
2. Berlebihan dalam Makan dan Minum
Setelah sebulan penuh berpuasa, sering kali kita tergoda untuk makan dalam porsi besar saat Lebaran. Padahal, Allah melarang sikap berlebihan dalam makanan:
"Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (QS. Al-A'raf: 31)
Menjaga pola makan yang seimbang tetap penting, agar tubuh tetap sehat dan tidak merasa lemas setelah perayaan.
3. Bergunjing dan Membicarakan Keburukan Orang Lain
Lebaran harusnya menjadi momen saling memaafkan, tetapi terkadang justru diisi dengan obrolan yang mengarah pada ghibah (menggunjing). Padahal, Allah menggambarkan ghibah sebagai sesuatu yang sangat buruk:
"Dan janganlah menggunjing sebagian kamu kepada sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya." (QS. Al-Hujurat: 12)
Sebisa mungkin, mari jaga lisan kita agar hanya membicarakan hal-hal yang bermanfaat.
4. Menghambur-hamburkan Uang untuk Hal yang Tidak Perlu
Di hari raya, ada dorongan untuk membeli banyak hal, mulai dari baju baru, makanan mewah, hingga hadiah berlebihan. Padahal, Islam mengajarkan kita untuk bersikap sederhana dan tidak boros:
"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara-saudara setan." (QS. Al-Isra: 27)
Lebih baik, gunakan rezeki yang ada untuk berbagi dengan yang membutuhkan, seperti bersedekah kepada fakir miskin atau memberikan hadiah yang bermanfaat.
5. Lupa Bersyukur dan Malas Beribadah
Setelah Ramadan berlalu, sebagian orang justru menjadi lebih santai dalam ibadah. Padahal, sejatinya ibadah tidak hanya di bulan Ramadan. Allah berfirman:
"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)." (QS. Al-Hijr: 99)
Mari jadikan Lebaran sebagai titik awal untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, bukan justru kembali lalai.
6. Berlebihan dalam Berpakaian dan Berhias
Banyak orang ingin tampil maksimal saat Lebaran, tetapi terkadang hal ini berujung pada sikap berlebihan. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang mengenakan pakaian untuk pamer di dunia, Allah akan mengenakan pakaian kehinaan baginya pada hari kiamat." (HR. Abu Dawud)
Berpakaian rapi dan bersih memang dianjurkan, tetapi tetap dalam batasan kesederhanaan dan tidak mengundang perhatian berlebihan.
7. Lalai dalam Silaturahmi yang Sebenarnya
Lebaran sering kali dijadikan ajang untuk berkumpul dan berfoto bersama, tetapi esensi silaturahmi yang sesungguhnya justru terlupakan. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturahmi." (HR. Bukhari & Muslim)
Mari manfaatkan momen Lebaran ini untuk benar-benar menyambung silaturahmi dengan penuh ketulusan, bukan sekadar formalitas.
8. Lupa Memaafkan dengan Hati yang Ikhlas
Salah satu makna Lebaran adalah saling memaafkan. Namun, terkadang ada orang yang meminta maaf hanya sebagai formalitas tanpa benar-benar tulus. Padahal, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Allah tidak akan menambah bagi seorang hamba yang suka memaafkan, kecuali kemuliaan." (HR. Muslim)
Memaafkan dengan tulus akan membawa kedamaian hati dan mendekatkan kita kepada rahmat Allah.
Kesimpulan
Lebaran bukan hanya tentang baju baru, makanan enak, atau kumpul keluarga. Lebih dari itu, ini adalah momen untuk meningkatkan ketakwaan dan menjauhi hal-hal yang dilarang Allah. Mari kita manfaatkan Idulfitri ini dengan penuh keberkahan dan tetap berada dalam ridha-Nya.
0 Komentar